Beberapa hari lalu, aku baca curhatan seseorang tentang pengalaman dia jadi jobseeker. Kedengarannya agak sensitif, tapi aku tertarik juga buat bahas ini. Setelah kemarin-kemarin bahas gimana aku ngerjain TA sampai tips n tricknya juga, sekarang aku pengen sharing tentang fase hidup yang lebih kompleks dari masa kuliah.
Berakhirnya masa kuliah sebenarnya adalah awal masuknya kita ke dunia baru, the real life. Kenapa? Karena ibaratnya nih, orang tua udah nyekolahin kita sampai perguruan tinggi. Mereka udah nganterin kita ke gerbang kehidupan baru, kehidupan nyata yang sesungguhnya, di mana kita harus bertanggung jawab atas hidup kita sendiri. Kita yang harus menentukan, mau kemana kita setelah menyelesaikan pendidikan kita. Mau kemana kita membawa masa depan kita. Apakah mau lanjut sekolah lagi? Kerja di perusahaan multinasional? Kerja di perusahaan BUMN? Jadi PNS? Mau nyoba bisnis? Mau kerja di perusahaan yang biasa-biasa aja? Atau mau nikah muda? Hehehe
Semua itu terserah kita. Karena setelah lulus dari perguruan tinggi, kita bertindak sebagai nahkoda untuk hidup kita sendiri. Kemana kapal akan melaju, tergantung dari apa yang kita pilih setelah lulus.
Kalau akuuu, aku memutuskan untuk bekerja setelah lulus. Aku ingin jadi wanita mandiri yang punya karir bagus di perusahaan multinasional atau BUMN. Ya, bermimpi itu boleh saja. Setiap orang pasti punya dream company masing-masing. Asal jangan kecewa berlebihan aja kalau ternyata apa yang diimpikan nggak kesampaian.
Aku mulai mencari kerja sejak bulan Juli, dua bulan sebelum wisuda. Aku mendaftar ke banyak perusahaan, mulai dari perusahaan multinasional, perusahaan BUMN, sampai CPNS. Nggak kehitung berapa perusahaan yang udah aku lamar dan nggak kehitung juga berapa kali aku gagal.
Menurutku, cari kerja nggak cukup dengan modal lulusan dari perguruan tinggi unggulan, IPK cumlaude, pengalaman kerja yang bejibun atau prestasi yang bagus. Pokoknya nggak cukup dengan CV yang menurut kalian menarik. I think, ada something yang dicari perusahaan. Dan tiap perusahaan pasti berbeda-beda. Bisa tergantung dari visi-misi perusahaan atau posisi yang sedang dilamar.
Contohnya, aku pernah ikut tes untuk posisi Purchasing Staff. Waktu psikotest, pihak HR bilang kalau sistem penilaiannya nggak cuma ditentuin dari hasil psikotest aja, tapi juga tipe kepribadian kandidat. Karena posisi sebagai Purchasing Staff yang salah satu tugasnya adalah bertemu supplier dan melakukan negosiasi, mereka tidak mencari kandididat yang punya kepribadian introvert. Daaan aku seperti menerima tamparan keras, aku seorang introvert. Mau sebagus apa CV-ku, aku tidak mungkin bisa lolos. Setelah dua minggu, aku pun memperoleh email yang memberitahukan kalau aku nggak lolos ke tahap selanjutnya.
Sampai detik ini, tiga bulan setelah aku lulus pun, belum ada pekerjaan yang nyantol. Kadang suka sedih kalau buka sosmed dan ngeliat temen-temen yang udah kerja. Belum lagi omongan tetangga yang nggak jarang bikin gregetan sendiri. Mereka mikirnya aku di rumah terus, doing nothing. Padahal setiap saat, aku selalu mencari loker. Kalau ada yang sesuai persyaratan, aku langsung apply. Tapi people jaman now mana peduli, mereka kan sukanya ngejudge tanpa tahu yang sebenernya terjadi.
Sudahlah, lupakan omongan mereka. Jangan hidup dengan mempedulikan omongan orang lain.
Dari beberapa tes yang udah aku jalanin, aku cuma pernah sekali doang lulus tahap psikotest. Perlu dicatat, SEKALI DOANG. Astra Internasional, Toyota Motor Manufacturing Indonesia, Honda Prospect Motor, Astra Motor - Main Dealer, Toyota Astra Financial Services, P&G, Danone. Dari perusahaan-perusahaan tersebut, cuma PT Toyota Astra Financial Services yang ngasih kesempatan sampai interview psikolog. Perusahaan yang nggak kesebut, seleksi administrasi aja nggak lolos.
Kadang aku mikir, apa aku sebego ini sampai psikotest aja nggak lolos? Tapi balik lagi, setiap perusahaan punya penilaiannya masing-masing dan mungkin aku belum memenuhi kriteria yang mereka cari. Apapun kondisinya, positive thinking itu sangat perlu. Kita harus tetap yakin bahwa everyone has their own time dan Allah telah mempersiapkan sesuatu yang lebih indah setelah kegagalan.
Dan dari semua kegagalan yang aku lalui, aku mencoba menanamkan ini pada diriku -bahwa bukannya aku bodoh, tapi aku memang tidak sesuai dengan yang mereka cari.
Buat temen-temen yang sampai sekarang juga masih dalam proses pencarian, jangan mudah patah semangat. Kejar apa yang menjadi -your dream company or your dream job. Coba semua kesempatan yang ada dan jangan mudah banting setir. Kejar sampai kalian ngerasa bahwa ini adalah usaha terbaik kalian. Berdoalah dan pasrahkan semuanya pada Allah, serta mulai susun plan lainnya.
Semoga kita tetap menjadi hamba-Nya yang pantang menyerah, terus berusaha dan berdoa. Semoga kita diberikan keikhlasan jika nantinya apa yang kita terima bukanlah apa yang kita inginkan. Allah lebih mengetahui apa yang terbaik buat kita. Semangaaat!!!